BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Sulawesi
merupakan pulau terbesar keempat diIndonesia setelah Papua, Kalimantan dan Sumatera dengan luas daratan 174.600
kilometer persegi. Bentuknya yang unik menyerupai bunga mawar laba-laba atau
huruf K besar yang membujur dari utara ke selatan dan tiga semenanjung yang
membujur ke timur laut, timur dan tenggara. Pulau ini dibatasi oleh Selat
Makasar di bagian barat dan terpisah dari Kalimantan serta dipisahkan juga dari
Kepulauan Maluku oleh Laut Maluku. Sulawesi berbatasan dengan Borneo di sebelah
barat, Filipina di utara, Flores di selatan,
Timor di tenggara
dan Maluku di sebelah
timur. Nama Sulawesi
diperkirakan berasal dari kata dalam bahasa-bahasa di Sulawesi Tengah yaitu
kata sula yang berarti nusa
(pulau) dan kata mesi yang
berarti besi (logam), yang mungkin merujuk pada praktik perdagangan bijih besi hasil
produksi tambang-tambang yang terdapat di sekitar Danau Matano, dekat Sorowako, Luwu Timur. Sulawesi termasuk dangkalan Indonesia Tengah, dimana terdiri
dari relief yang kasar karna banyak terdapat perbukitan atau pegunungan.
Sulawesi di bagi atas 6 wilayah yaitu : Sulawesi Utara (Manado), Sulawesi
Tengah (Palu), Sulawesi Selatan (Makassar), Sulawesi Barat (Mamuju), Sulawesi
Tenggara (Kendari), dan Gorontalo.
Dengan
keadaan pulau Sulawesi yang memiliki karakter daerah yang terjal dan berbukit-
bukit, sehingga memungkinnkan memiliki sungai- sungai yang terjal dan pendek
yang dikarenakan terbatasi oleh bukit- bukit
tersebut. Di Sulawesi terdapat banyak palung laut dan basin, sehingga
basin tersebut membentuk seperti, selat makasar, laut flores, dan laut banda.
Potensi secara umum yang dimiliki daerah Sulawesi itu seperti potensi industri
dan pertambangan (perikanan laut, emas), potensi pertanian (cengkeh, kelapa, coklat,
kopi, dan sebagainya), potensi pariwisata (wisata alam pantai, pemandangan,
danau, dan sebagainya).
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini sebagai berikut:
1.
Bagaimana keadaan fisik,
sosial budayanya, dan ekonomi dari daerah Sulawesi Utara?
2.
Bagaimana keadaan fisik,
sosial budayanya, dan ekonomi dari daerah Gorontalo?
3.
Bagaimana keadaan fisik,
sosial budayanya, dan ekonomi dari daerah Sulawesi Tengah?
4.
Bagaimana keadaan fisik,
sosial budayanya, dan ekonomi dari daerah Sulawesi Tenggara?
5.
Bagaimana keadaan fisik,
sosial budayanya, dan ekonomi dari daerah Sulawesi Selatan?
6.
Bagaimana keadaan fisik,
sosial budayanya, dan ekonomi dari daerah Sulawesi Barat?
BAB II
PEMBAHASAN
1. PROVINSI SULAWESI UTARA
LUAS WILAYAH DAN LETAK GEOGRAFIS
Luas Wilayah Sulawesi Utara adalah: 15.241.46
km², yang terbagi ke dalam 9 daerah Kabupaten/Kota definitif. Kabupaten Bolang
Mongondow dengan luas 8.358,04 km² merupakan kabupaten terluas di Provinsi ini,
kemudian di ikuti berturut-turut oleh Kabupaten Minahasa Selatan seluas
2.079,10 km², Kabupaten Talaud 1.250,92 km², Kabupaten Sangihe 1.013,03 km²,
Kabupaten Minahasa 973,81 km², Kabupaten Minahasa Utara 957,65 km², Kota Bitung
304,40 km², Kota Manado 157,91 km², dan Kota Tomohon 146,60 km² yang merupakan
daerah terkecil luasnya di Provinsi Sulawesi Utara. Provinsi Sulawesi Utara
terdiri dari beberapa pulau, diantaranya Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau
Mantehage, Pulau Siladen, Pulau Talise, Pulau Bangka, Pulau Karakelang, Pulau
Ruang, Pulau Lembeh, Pulau Siau, Pulau Tagulandang, Pulau Karakelang, Pulau
Kabaruang, Pulau Biaro, Pulau Sangihe, dan Pulau Salibabu.
Provinsi Sulawesi Utara merupakan bagian
ujung utara dari semenanjung Pulau Sulawesi yang terletak di antara 0°30¹-5º35¹
Lintang Utara dan 123º70¹-127º00¹ Bujur Timur.
BATAS WILAYAH
Propinsi Sulawesi Utara terletak antara
0º15`-5º34` lintang utara dan antara 123º07`-127º10`Bujur Timur, yang
berbatasan dengan laut Sulawesi, Republik Philipina dan laut Pasifik sebelah
utara serta laut Maluku di sebelah timur. Batas sebelah selatan dan barat
masing-masing adalah Teluk Tomini dan Gorontalo.
TOPOGRAFI
Provinsi Sulawesi Utara terdapat 41 buah
gunung dengan ketinggian berkisar antara 1.112 - 1995 m. Kondisi geologi
sebagian besar adalah wilayah vulkanik mudah, sejumlah besar erupsi serta
bentuk kerucut gunung merapi aktif yang padam menghiasi Minahasa bagian tengan,
daerah Bolaang Mongondow dan kepulauan Sangihe. Material-material yang dihasil
letusannya berbentuk padat serta lain-lain bahan vulkanik lepas. Semua vulkanik
ini berbentuk pegunungan (otogenisa) menghasilkan morfologi yang berbukit-bukit
dan bergunung-gunung dengan perbedaan relief topografik yang cukup besar.
Provinsi Sulawesi Utara ada 5 wilayah yang di kelilingi oleh gunung api aktif
yakni Kabupaten Bolang Mongondow yakni gunung Ambang dengan ketinggian 1.689 m,
Kabupaten Minahasa Selatan dengan gunung Soputan dengan ketinggian 1.783 m,
Kota Tomohon dengan gunung Lokon dengan ketinggian 1.579,6 m dan gunung Mahawu
dengan ketinggian 1.331,0 m yang merupakan hulu dari 12 sungai besar dengan 7
danau. Kepulauan Sangihe yakni Karangetan dengan ketinggian 1.320,0 m, Ruang
dengan ketinggian 714,0 m, Banuawuhu 0,0 m, Submarin 0,0 m, dan gunung Awu
dengan ketinggian 1.78,0 m. Serta Kota Bitung dengan gunung Tangkoko dengan
ketinggian 1.149 m (lihat Tabel 1.2.4.2).
Provinsi Sulawesi Utara terdapat 30 sungai
yang tersebar di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Minahasa sementara
danau berjumlah 17 buah yang terletak di 3 wilayah ini yakni Kab. Bolang
Mongondow, Minahasa dan Sangihe Talaud.
KONDISI LAHAN PERTANIAN
Luas daratan Provinsi Sulawesi Utara menurut
penggunaannya adalah 1.526.641 ha yang terdiri atas lahan irigasi teknis 19.017
ha, setengah teknis 16.074 ha, irigasi sederhana 5.970 ha, irigasi desa 8.622
ha, tadah hujan 13.374 ha, pasang surut 180 ha, lebak/polder 591 ha, pekarangan
42.510 ha, tegal/kebun 250.625 ha, ladang/huma 98.150 ha, pengembalaan/padang
rumput 33.655 ha, rawa-rawa 5.032 ha, tambak 5.767 ha, kolam/empang 3.473 ha,
lahan sementara tidak diusahakan 42.661 ha, hutan rakyat 127.757 ha, hutan
negara 322.313 ha, perkebunan 256.308 ha dan lainnya 275.099 ha.
IKLIM DAN CUACA
Wilayah Provinsi Sulawesi Utara ini beriklim
tropis yang dipengaruhi oleh angin muson. Pada bulan November samapai bulan
April bertiup angin barat yang menurunkan hujan. Sebaliknya angin tenggara yang
bertiup dari bulan Mei sampai Oktober mendatangkan mendatangkan musim kemarau.
Curah hujan yang terjadi tidak merata di antara kabupaten/kota. Rata-rata curah
hujan yang terjadi antara 2.000-2.400 mm per tahun dengann jumlah hari hujan 90
- 120 hari.
Suhu udara rata-rata adalah 25,2ºC. Suhu
udara maksimal rata-rata tercatat 30,4ºC dan suhu udara minimum rata-rata
22,ºC. Kelembaban udara tercatat 73,4%. Kendati demikian suhu atau temperatur
di pengaruhi oleh ketinggian tempat di atas permukaan laut.
SOSIAL DAN BUDAYA SULAWESI UTARA
Penduduk
Untuk jumlah
penduduknya yaitu sekitar 2.012.098 (sensus tahun 2000) dengan angka kepadatan
penduduk 131 jiwa/ km2. Penduduk asli Sulawesi Utara terdiri dari
penduduk asli dan juga pendatang. Suku-suku yang terdapat di Sulut sebagai
berikut : Suku Minahasa (33,2%), Suku Sangir (19,8%), Suku Bolaang Mongondow
(11,3%), Suku Gorontalo (7,4%), Totemboan (6,8%), dan sebagainya.
Makanan Khas Provinsi Sulawesi Utara
Tinutuan
atau yang lebih dikenal dengan bubur manado merupakan makanan khas yang berasal
dari daerah nyiur melambai. Selain tinutuan atau bubur manado, didaerah ini
juga dapat anda menemukan makanan khas yang jarang anda temui didaerah lain
seperti RW (Daging Anjing), Paniki (Kelelawar), daging ular, Tikus hutan, Babi
Hutan dan berbagai makanan khas lainnya seperti ikan woku blanga dan ikan
cakalang fufu.
Kebudayaan di Provinsi Sulawesi Utara
Beberapa
tari tradisional seperti:
-
tarian
maengket,
-
tarian
kabasaran,
-
tarian
katrili,
-
tari
poco-poco,
-
upacara
tulude,
-
tari
masamper,
-
tari
cakalele,
-
tari
tumatenden
Selain berbagai macam tarian provinsi
Sulawesi Utara juga mempunyai beberapa alat musik khas daerah yakni musik
kolintang dan musik bambu. Sedangkan rumah adat Sulawesi Utara adalah rumah
panggung.
Untuk tempat
wisata yang berada di provinsi Sulawesi
Utara adalah Pulau Bunaken yang
sudah terkenal sampai ke penjuru dunia, Pulau Siladen, Bukit Kasih Kanonang,
Bukit Doa Tomohon, taman nasional tangkoko, pantai di pulau lihaga yang begitu
indah dengan pasir putih, waruga, Kelenteng Ban Hin Kiong, Batu Pinabetengan,
Vulcano Area di Tomohon, Desa Agriwisata Rurukan-Tomohon, Gunung berapi bawah
laut yang terdapat di pulau mahangetang kepulauan sangihe.
Beberapa ivent
berskala internasional yang pernah diadakan di Provinsi Sulawesi Utara antara
lain WOC (Wordl Ocean Conference), Sail Bunaken, Tomohon Flowers Festival
(pameran bungan yang dilaksanakan hampir setiap tahun di Kota Tomohon). Selain
itu ada beberapa festival yang menarik yang sayang untuk dilewatkan diantaranya
adalah Festival Figura dan Tapikong.
Suku Bangsa, Bahasa dan Agama
Penduduk
Sulawesi Utara terdiri atas 3 etnis dan bahasa yang berbeda-beda, yaitu :
1.
Suku Minahasa (Toulor,
Tombolu, Tonsea, Tontenboan, Tonsawang, Ponosokan, dan Batik)
2.
Suku Sangine dan Talaud (Sangie Besar, Siau,
Talaud)
3.
Suku Bolaang Mongindow (Mongondow, Bolaang,
Bintauna, Kaidipang)
Walaupun
demikian,Bahasa Indonesia digunakan dan dimengerti dengan baik oleh sebagian
besar penduduk Sulawesi Utara didominisi oleh :
-
Suku Minahasa (33,2%)
-
Suku Sangir (19,8%)
-
Suku Bolaang Mangondow (11,3%)
-
Suku Gorontalo (7,4%)
-
Suku Totemboan (6,8%)
Bahasa
daerah Manado menyerupai Bahasa Indonesia tapi dengan logat yang khas.
Dengan
demikian, bahasa yang ada di Sulawesi Utara dibagi ke dalam:
1. Bahasa Minahasa (Toulour, Tombulu, Tonsea,
Tontemboan, Tonsawang, Ponosakan dan Bantik).
2. Bahasa Sangihe Talaud (Sangie Besar, Siau,
Talaud).
3. Bahasa Bolaang Mongondow (Mongondow, Bolaang,
Bintauna, Kaidipang).
Beberapa
kata dalam dialek Manado berasal dari Bahasa Belanda dan Portugis karena daerah
ini merupakan wilayah jajahan Belanda dan Portugis. Namun
demikian Bahasa Indonesia adalah Bahasa Nasional yang digunakan dan dimengerti
dengan baik oleh sebagian besar penduduk Sulawesi Utara. Agama yang dianut oleh
penduduk di Propinsi Sulawesi Utara adalah Protestan, Katolik, Islam, Hindu dan
Budha. Mayoritas
penduduk disana beragama Kristen dan Katolik. Sejumlah besar gereja dapat
ditemui di seantero kota. Meski demikian, masyarakat Manado terkenal sangat
toleran, rukun, terbuka dan dinamis. Karenanya Kota Manado memiliki lingkungan
sosial yang relatif kondusif dan dikenal sebagai salah satu kota yang relatif
aman di Indonesia. Hal itu tercemin dari semboyan masyarakat sekitar yaitu
Torang Samua Basudara (Kita Semua Bersaudara).
Lagu Daerah :
-
Si
Patokaan
-
O Ina
Ni Keke
Kolintang
adalah adalah musik tradisional dari Sulawesi Utara.
Alat
ini terbuat dari sejumlah kayu yang berbeda-beda panjangnya sehingga
menghasilkan nada yang berbeda-beda. Kata Kolintang berasal dari bunyi :
Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi) dan Tang (nada tengah). Dahulu Dalam
bahasa daerah Minahasa untuk mengajak orang bermain kolintang: "Mari kita
ber Tong Ting Tang" dengan ungkapan "Maimo Kumolintang" dan dari
kebiasaan itulah muncul nama "KOLINTANG” untuk alat yang digunakan
bermain.
EKONOMI
SULAWESI UTARA
Perekonomian
suatu daerah bisa di lihat dari potensi- potensi yang ada pada daerah tersebut
seperti dari mata pencahariannya. Potensi daerah Sulawesi Utara :
1) Potensi
Industri dan Pertambangan
Seperti emas, industri, perikanan laut, dan sebagainya.
2) Potensi
Pertanian dan Agro
Seperti cengkeh, coklat, kelapa, kopi, dan sebagainya.
3) Potensi
Pariwisata
Seperti
danau limboto, pulau bunaken, pantai kema, taman wisata remboken, dan
sebaginya.
Adanya
perguruan tinggi yang ada di Provinsi ini yaitu Universitas Sam Ratulangi
(Unsrat) di Manado dan perguruan tinggi swasta yang lainnya, dimana dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sekitar. Selain itu juga dapat mengurangi tingkat
pengangguran dengan membuat usah-usaha kecil di sekitar Perguruan Tinggi Negeri
tersebut.
2.
PROVINSI GORONTALO
Provinsi Gorontalo adalah salah satu dari 32 provinsi di wilayah
Republik Indonesia yang memanjang dari Timur ke Barat di Bagian Utara Pulau
Sulawesi.
BATAS
WILAYAH
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi,
Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara, Sebelah Barat
berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah, Sebelah Selatan berbatasan dengan
Teluk Tomini.
LUAS WILAYAH
DAN LETAK GEOGRAFIS
luas wilayah 12.215,44 km2 dan berada pada
posisi geografis antara 00030’04” – 01002’30” Lintang Utara dan 112008’04”– 123032’09”
Bujur Timur.
TOPOGRAFI
DAN MUSIM
Provinsi terbungsu ini mempunyai ketinggian
dari permukaan laut antara 0 – 2.400 meter dengan jumlah pulau-pulau kecil yang
teridentifikasi sampai saat ini sebanyak 67 buah serta mempunyai 2 (dua) musim
iklim pada umunya, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Biasanya hari hujan
terbanyak terjadi pada Bulan Maret, Mei dan Oktober dengan Curah Hujan
rata-rata 207,7 mm dan suhu rata-rata 23 – 31° C. Sedangkan tekanan udaranya
berkisar antara 11.21.5 MOB dengan kecepatan angin rata-rata 1,9 knot.
Provinsi Gorontalo
juga mempunyai garis pantai sepanjang + 590 km dengan luas laut teritorial +
10.500 km2 dan luas perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) + 40.000 km2 yang ada
di perairan sebelah Utara, sehingga total luas perairan laut + 50.500 km2
dengan tingkat kemiringan yang relatif rendah antara 0 – 40°.
SOSIAL BUDAYA GORONTALO
Penduduk
Jumlah
penduduk sekitar 887.000 iwa (sensus 2004) dengan angka kepadatan penduduk 72,
6 jiwa/ km2. Penduduk Gorontalo terdiri dari suku gorontalo, suku minahasa,
suku polahi, suku Makassar, suku bugis, suku jawa, suku bali, dan sebagianya.
Budaya
Ciri khas budaya Gorontalo juga dapat dilihat pada makanan
khas, rumah adat, kesenian, dan hasil kerajinan tangan Gorontalo. Diantaranya
adalah kerajinan sulaman “Kerawang” dan anyaman “Upiya Karanji” atau Kopiah
Keranjang yang terbuat dari bahan rotan. Kopiah Keranjang ini belakangan makin
populer di Indonesia. Suku-suku yang bermukim di Kabupaten Boalemo, terdiri
dari suku Gorontalo, Jawa, Sunda, Madura, Bali, NTB. Selain itu terdapat juga
suku Bajo yang hidup berkelompok di suatu perkampungan di Desa Bajo, Kecamatan
Tilamuta dan Desa Torisiaje, Kecamatan Popayato. Mereka tinggal di laut dengan
mendiami bangunan rumah di atas air.
Agama
Orang
Gorontalo hampir dapat dikatakan semuanya beragama Islam (99 %). Islam masuk ke
daerah ini sekitar abad ke-16. Ada kemungkinan Islam masuk ke Gorontalo sekitar
tahun 1400 Masehi (abad XV), jauh sebelum wali songo di Pulau Jawa, yaitu
ditandai dengan adanya makam seorang wali yang bernama ‘Ju Panggola’ di
Kelurahan Dembe I, Kota Barat, tepatnya di wilayah perbatasan Kota Gorontalo
dan Kabupaten Gorontalo. Selain itu
agama yang ada yaitu Kristen Protestan, Kristen Katolik, Budha, dan Hindu.
Kesenian
Gorontalo sebagai salah satu suku yang ada di Pulau Sulawesi memiliki
aneka ragam kesenian daerah, baik tari, lagu, alat musik tradisional,
adat-istiadat, upacara keagamaan, rumah adat, dan pakaian adat.
Tarian yang cukup terkenal di daerah ini antara lain,
-
Tari Bunga
-
Tari Polopalo
-
Tari Danadana
-
Zamrah
-
Tari Langga
Sedangkan
lagu-lagu daerah Gorontalo yang cukup dikenal oleh masyarakat Gorontalo adalah
- Hulandalo Lipuu (Gorontalo Tempat Kelahiranku),
- Ambikoko,
- Mayiledungga (Telah Tiba),
- Mokarawo (Membuat Kerawang),
- Tobulalo Lo Limuto (Di Danau Limboto),
- Binde Biluhuta (Sup Jagung).
Alat musik
tradisional yang dikenal di daerah Gorontalo adalah
- Polopalo,
- Bambu
- Gambus
Rumah
adat gorontalo
Gorontalo memiliki rumah adatnya sendiri, yang disebut Bandayo Pomboide
dan Dulohupa.
Pada masa pemerintahan para raja, rumah adat ini digunakan sebagai ruang
pengadilan kerajaan, untuk memvonis para pengkhianat negara melalui sidang tiga
alur pejabat pemerintahan, yaitu Buwatulo Bala (Alur Pertahanan / Keamanan),
Buwatulo Syara (Alur Hukum Agama Islam), dan Buwatulo Adati (Alur Hukum Adat).
Bahasa Daerah
Gorontalo
Orang Gorontalo menggunakan bahasa Gorontalo, yang terbagi atas tiga
dialek:
-
dialek Gorontalo,
-
dialek Bolango
-
dialek Suwawa.
Saat ini yang paling dominan adalah dialek Gorontalo.
Dalam proses sosialisasi dan komunikasi keseharian
masyarakat Gorontalo, selain menggunakan Bahasa Indonesia juga menggunakan pula
Bahasa Gorontalo (Hulondalo). Bahasa daerah ini tidak ditinggalkan, kecuali
sebagai salah satu kekayaan budaya, penggunaannya memberi label cirri khas
Provinsi Gorontalo.
Pakaian Adat
Gorontalo memiliki pakaian khas daerah sendiri baik untuk upacara
perkawinan, khitanan, baiat (pembeatan wanita), penyambutan tamu, maupun yang
lainnya. Untuk upacara perkawinan, pakaian daerah khas Gorontalo disebut Bili’u
atau Paluawala. Pakaian adat ini umumnya dikenal terdiri atas tiga
warna, yaitu ungu, kuning keemasan, dan hijau.
EKONOMI GORONTALO
Perekonomian
suatu daerah bisa di lihat dari potensi- potensi yang ada pada daerah tersebut
seperti dari mata pencahariannya. Potensi daerah Gorontalo :
1) Potensi
Industri dan Pertambangan
Seperti emas dan sebagainya.
2) Potensi
Pertanian dan Agro
Seperti cengkeh, coklat, kelapa, kopi, dan sebagainya.
3) Potensi
Pariwisata
Seperti danau limboto, wisata alam pantai, dan sebaginya.
3.
PROVINSI SULAWESI TENGAH
LETAK GEOGRAFIS
Propinsi Sulawesi Tengah terletak diantara 2022' Lintang Utara
dan 3048' Lintang Selatan, serta 119022' dan 124022'
Bujur timur. Batas-batas wilayahnya adalah: sebelah utara berbatas dengan Laut Sulawesi dan
Provinsi Gorontalo, sebelah timur berbatas dengan Provinsi Maluku, sebelah
selatan berbatas dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi
Tenggara, serta sebelah barat berbatas dengan Selat Makasar.
LUAS WILAYAH
Luas wilayah
Sulawesi Tengah 68.059,71 km2, secara administratip Sulawesi Tengah
dibagi dalam Kabupaten, 1 Kotamadya dengan 81 Kecamatan serta 1430
desa/kelurahan definitif dan 10 Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). Sulawesi Tengah merupakan
propinsi terbesar di pulau Sulawesi, dengan luas wilayah daratan 68.033 km2
yang mencakup semenanjung bagian timur dan sebagian semenanjung bagian utara
serta kepulauan Togian di Teluk Tomini dan Kepulauan Banggai di Teluk Tolo,
dengan luas wilayah laut adalah 189.480 km2.
KEADAAN IKLIM
·
M U S I M
Keadaan musim di Propinsi Sulawesi Tengah
hampir sama dengan yang ada di Sulawesi Tenggara yang terdiri dari dua musim
yakni musim kemarau dan musim hujan.Musim hujan terjadi antara bulan November
s.d bulan Maret, dan musim kemarau terjadi antara bulan Mei s.d bulan Oktober.
Khusus pada bulan April, arah angin tidak menentu demikian pula curah hujan
sehingga pada bulan ini dikenal sebagai bulan/musim pancaroba.
·
CURAH HUJAN
Curah hujan di Propinsi Sulawesi Tengah
umumnya tidak merata. Hal ini menimbulkan adanya wilayah daerah basah dan
wilayah daerah semi kering.
·
SUHU UDARA
Karena wilayah daratan Sulawesi Tengah juga
mempunyai ketinggian umumnya dibawah 1.000 meter dari permukaan laut dan berada
disekitar daerah khatulistiwa, maka propinsi ini beriklim tropis.
SOSIAL BUDAYA
SULAWESI TENGAH
Penduduk
Jumlah
penduduk sekitar 2.242.914 (sensus 2004) dengan angka kepadatan penduduk 33
jiwa/ km2. Penduduk Sulawesi
Tengah terdiri dari penduduk asli dan juga pendatang. Suku-suku yang
terdapat di Sulawesi tengah terdiri dari suku balantak, suku banggai, suku
bore, suku bungku, suku buol, suku kaili, suku kulawi, suku pamona-mori, suku
saluan, suku toil-toli, dan suku tomini.
Agama
Agama yang di anut masyarakat Sulawesi Tengah secara Mayoritas adalah
Islam. Agama- agama lain yang di anut masyarakat Sulawesi Tengah lainnya adalah
Kristen Protestan, Katolik, Budha, dan Hindu.
Bahasa
Bahasa sehari- hari
masyarakat Sulawesi Tengah adlah Bahasa Indonesia selaku bahasa persatuan dan
bahasa daerah.
Adat Istiadat dan Budaya Daerah
Kekayaan adat istiadat
dan budaya di Provinsi Sulawesi Tengah
adalah seperti berikut :
1. Rumah Adat
Rumah adar Sulawesi Tengah adalah rumah adat Tambi, jenis rumah
berbentuk panggung. Atap rumah adat yang terbuat dari daun rumbia atau daun
bamboo yang di belah dua ini berfungsi juga sebagai dinding. Alas rumah terdiri
dari balok-balok yang di susun sedangkan dasar atau pondasinya terdiri dari
batu alam. Tangga untuk naik dan turun
dari dan kedalam rumah terdiri dari batang-batang kayu bulat. Anak tangga
berjumlah ganjil yang menandakan rumah Kepala Adat sedangkan anak tangga yang
berjumlah genap merupakan rumah milik penduduk biasa.
2. Seni Hias
Salah satu seni hias masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya masyarakat
Donggala berupa bentuk bunga dan burung pada kain tenun.
3. Pakaian Adat
Pakaian adat untuk pria terdiri dari buya, yakni baju yang
menyerupai jubah, hiasan kepala yang
dinamai siga, serta sebilah pastimpo atau pedang khas Sulawesi Tengah yang
terselip di pending yang terdapat di pingang. Pakaian adat untuk perempuan
terdiri dari dari baju yang dinamakan patimah lola, hiasan untuk kepala dan
dahai yang dinamakan dadasa, dan juga pending. Perhiasan yang dikenakan adalah
kalung bersusun atau gano kambora.
4. Tairan-tairan
Daerah
Tarian-tarian daerah rakyat Sulawesi Tengah di antaranya adalah: tari
kalanda, tari mamosa, tari lumense, tari peula cinde, dan sebagianya.
5. Lagu Daerah
Lagu-lagu daerahnya di antaranya adalah lagu tondok kadadingku, tope
gugu, dan sebagainya.
6. Senjata
Tradisional
Senjata tradisional rakyat berupa Pasatimpo, yakni sejenis pedang denga
bentuk hullu bengkok ke bawah dan sarungnya deberi tali.
Senjata-senjata tradisional masyarakat Sulawesi Tengah lainnya berupa:
1) Tombak kanjae atau
sarumpa, yakni tombak berbentuk trisula.
2) Parang, biasa
digunakan untuk berladang, bertani, maupun untuk berperang.
3) Tombah, biasa
digunakan untuk berburu babi, mencari ikan, dan berperang.
4) Pisau
5) Sumpit
7. Makanan Khas
Tradisonal
Kaledo.
EKONOMI SULAWESI
TENGAH
Perekonomian
suatu daerah bisa di lihat dari potensi- potensi yang ada pada daerah tersebut
seperti dari mata pencahariannya. Potensi daerah Sulawesi Utara :
1) Potensi
Industri dan Pertambangan
Seperti emas, biji besi, dan juga industri pengolahan hasil
perikanan dan peternakan.
2) Potensi
Pertanian dan Agro
Seperti cengkeh, karet, kelapa, lada, tebu, hasil hutan,hasil
perikanan, dan sebagainya.
3) Potensi
Pariwisata
Seperti
goa pamona, bada napu, sumber air panas air bota, taman buru landuga, tentana
yang merupakan pusat keagamaan dan pemerintahan bekas kerajaan tua lembah poso, dan sebagainya.
Adanya
perguruan tinggi yang ada di Provinsi ini yaitu Universitas Tandulako (Untad)
dan perguruan tinggi swasta yang lainnya, dimana dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi daerah sekitar. Selain itu juga
dapat mengurangi tingkat pengangguran dengan membuat usah-usaha kecil di
sekitar Perguruan Tinggi Negeri tersebut.
4. PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LETAK GEOGRAFIS DAN BATAS WILAYAH
Secara geogafis Sulawesi Tenggara terletak di
bagian Selatan khatulistiwa diantara 3° - 6° Lintang Selatan dan 120° 45’ -
124° 60’ Bujur Timur.
LUAS WILAYAH
Propinsi Sulawesi Tenggara memiliki wilayah
daratan seluas ± 38.140 Km2 atau 3.814.000. Ha dan wilayah perairan (laut )
diperkirakan seluas ± 110.000. Km2 atau 11.000.000 Ha.
Propinsi Sulawesi Tenggara terdiri atas 4
(empat) wilayah Kabupaten, yaitu Kabupaten Kendari, Kolaka, Muna dan Buton, dan
1 (satu) wilayah kotamadya yaitu Kotamadya Kendari, serta 1 (satu) wilayah kota
administratif yaitu Kotif Bau-Bau
KONDISI TANAH
·
TOPOGRAFI
Kondisi tanah daerah Sulawesi Tenggara
umumnya bergunung, bergelombang berbukit-bukit. Permukaan tanah pegunungan
relatif rendah (sebagian besar berada pada ketinggian 100 - 500 meter diatas permukaan
laut) digunakan untuk usaha mencapai ± 1.167.039 Ha.
·
GEOLOGIS
Kondisi batuan wilayah Propinsi Sulawesi
Tenggara ditinjau dari sudut geologis terdiri atas batuan sedimen, batuan
metamorfosis, dan batuan beku. Dari ketiga jenis batuan tersebut yang terluas
adalah batuan sedimen, seluas 2.579.790 Ha.
Dari jenis tanah, Propinsi Sulawesi Tenggara
memiliki 6(enam) jenis tanah yaitu : tanah podzolik seluas 2.299.729 Ha, tanah
mediteran seluas 899.802 Ha, tanah latosol seluas 349.784 Ha, tanah organosol seluas
116.099 Ha, tanah alluvial seluas 129.569 Ha dn tanah grumosol seluas 20.017
Ha.
PERAIRAN (SUNGAI DAN LAUT)
·
HIDROLOGI
Propinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa
sungai besar, tersebar di empat Kabupaten umumnya memiliki potensi yang dapat
dijadikan sebagai sumber tenaga untuk kebutuhan industri dan rumah tangga dan
juga irigasi. Sungai-sungai besar tersebut seperti : sungai Konawe, disungai
ini berdiri Bendungan Wawotobi yang mampu mengairi sawah seluas 18.000 Ha.
Selain itu ada sungai Lasolo, sungai Roraya, sungai Sampolawa, sungai Wandasa,
sungai Kabangka Balano, sungai Laeya dll.
·
OCEANOGRAFI
Propinsi Sulawesi Tenggara memiliki wilayah
perairan yang potensial untuk pengembangan usaha perikanan dan pengembangan
wisata bahari, karena disamping memiliki bermacam-macam hasil ikan, juga
memiliki panorama laut yang sangat indah.
Beberapa jenis ikan hasil perairan laut
Sulawesi Tenggara yang banyak ditangkap nelayan adalah : Cakalang, Teri,
Layang, Kembung, Udang dll, disamping itu terdapat pula hasil lain seperti :
Teripang, Agar-agar, Japing-japing, Lola, Mutiara dll.
Hasil Penelitian yang telah dilakukan oleh
ahli kelautan Indonesia dan luar negeri menunjukkan bahwa Buton Timur
(Kepulauan Tukang Besi) memiliki potensi perairan untuk wisata bahari yang sangat
indah bila dibandingkan dengan daerah-daerah wisata bahari lainnya di
Indonesia.
KEADAAN IKLIM
Keadaan musim di Propinsi Sulawesi Tenggara
terdiri dari dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan.Musim hujan terjadi
antara bulan November s.d bulan Maret, dan musim kemarau terjadi antara bulan
Mei s.d bulan Oktober. Khusus pada bulan April, arah angin tidak menentu
demikian pula curah hujan sehingga pada bulan ini dikenal sebagai bulan/musim
pancaroba.
·
CURAH HUJAN
Curah hujan di Propinsi Sulawesi Tenggara
umumnya tidak merata. Hal ini menimbulkan adanya wilayah daerah basah dan
wilayah daerah semi kering. Wilayah daerah basah mempunyai curah hujan lebih
dari 2.000 mm/tahun, daerah ini meliputi wilayah sebelah utara garis Kendari -
Kolaka, dan bagian utara pulau Buton dan pulau Wawonii. Sedangkan wilayah
daerah semi kering mempunyai curah hujan kurang dari 2.000 mm/tahun, meliputi
wilayah sebelah selatan garis Kendari - Kolaka dan wilayah kepulauan disebelah
Selatan dan Tenggara jazirah Sulawesi Tenggara.
·
SUHU UDARA
Karena wilayah daratan Sulawesi Tenggara
mempunyai ketinggian umumnya dibawah 1.000 meter dari permukaan laut dan berada
disekitar daerah khatulistiwa, maka propinsi ini beriklim tropis.
SOSIAL BUDAYA
Penduduk
jumlah penduduk sekitar 1.881.552 (sensus tahun 2003) dalam
angka kepadatan penduduk 50,6 jiwa/km2 . Penduduk Sulawesi tenggara
terdiri dari penduduk asli dan penduduk pendatang.
Suku-suku yang terdapat di Sulawesi Tenggara terdiri dari :
-
Suku buton
-
Suku muna
-
Suku bugis
-
Suku kalisoso
-
Suku toraja
-
Suku moronene
-
Suku tolaki
-
Suku wolio
-
Suku wonolali
Agama
Agama yang dianut masyarakat Sulawesi tenggara secara
mayoritas adalah islam, Kristen, baik protestan maupun katolik
Bahasa
Bahasa
sehari-hari masyarakat Sulawesi tenggara adalah bahasa Indonesia selaku bahasa
persatuan nasional dan bahasa daerah
Adat istiadat dan budaya daerah
Kekayaan adat istiadat dan budaya di provinsi Sulawesi
tenggara adalah seperti berikut
1.
Rumah adat
Salah satu contoh rumah adat Sulawesi tenggara adalah istana
sultan buton yang dinamakan Malige. Rumah adat berbentuk panggung ini dibuat
tanpa menggunakan paku. Bangunan ini terdiri dari tiga lantai, dengan perincian
sebagai berikut :
-
Lantai pertama untuk tempat
tinggal raja dan permaisuri
-
Lantai kedua untuk tempat
tinggal
-
Lantai ketiga untuk tempat
kaum wanita sholat
Pada bagian sebelah kiri dan kanan lantai kedua terdapat
bate, yaitu ruangan tempat menenun kain
2. Seni hias
Seni hias masyarakat Sulawesi tenggara, khususnya pada masyarakat
kendari berupa ragam hias pada aneka kerajinan perak
3.
Pakaian adat
Pakaian adat untuk pria terdiri dari baju jas model
tertutup, sarung sebatas lutut, celana panjangdan tutup kepala atau daster
Pakaian adat untuk wanita terdiri dari baju kebaya, kain
selempang dan sarung serta hiasan lainnya di kepala. Perhiasan yang dikenakan
adalah anting-anting, kalung dan gelang tangan.
4.
Tari-tarian daerah
Tari-tarian daerah masyarakat Sulawesi tenggara diantaranya
adalah :
-
Tari modinggu
-
Tari molulo
-
Tari kalegoa
-
Tari lantitiasi
-
Tari balumpa
-
Tari bosu
5.
Lagu daerah
Lagu- lagu daerah masyarakat Sulawesi tenggara diantaranya
adalah lagu peia tawa-tawa dan lain-lainnya
6.
Senjata tradisional
Senjata tradisional rakyat Sulawesi tenggara adalah keris
yang berlekuk-lekuk. Senjata tradisional khas Sulawesi tenggara lainnya dalah
pedang. Keris maupun pedang biasa digunakan untuk berperang jarak dekat.
Senjata –senjata masyarakat Sulawesi lainnya adalah :
-
Tombak, yang bisa digunakan
untuk berperang jarak jauh
-
Lembing, biasa digunakan
untuk berperang jarak jauh
-
Sumpitan, juga biasa
digunakan untuk berperang jarak jauh
7.
Makanan khas daerah
Makanan khas daerah sualwesi tenggara adalah sasate nangka.
EKONOMI SULAWESI TENGGARA
Perekonomian
suatu daerah bisa di lihat dari potensi- potensi yang ada pada daerah tersebut
seperti dari mata pencahariannya. Potensi daerah Sulawesi Tenggara :
1) Potensi
Industri dan Pertambangan
Seperti aspal, nikel, dan sebagainya.
2) Potensi
Pertanian dan Agro
Seperti coklat, jsmbu mete,
kelapa, tebu, tembakau, dan sebagainya.
3) Potensi
Pariwisata
Seperti
cagar alam kayu kuku, pantai nirwana, air terjun di kendari, pulau muna, taman
nasional buton, tanjung amolengo, dan sebagainya.
Adanya
perguruan tinggi yang ada di Provinsi ini yaitu Universitas Haluoleo (Unho) di
Kendari dan perguruan tinggi swasta yang lainnya, dimana dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah sekitar. Selain
itu juga dapat mengurangi tingkat pengangguran dengan membuat usah-usaha
kecil di sekitar Perguruan Tinggi Negeri tersebut.
5. GEOGRAFI SULAWESI SELATAN
LUAS
WILAYAH
Luas wilayah Provinsi Sulsel sebelum
pemekaran Provinsi Sulbar mencapai 6.336.171 hektar atau sekitar 42 % dari luas
wialayh Sulawesi. Namun setelah pemekaran, luas wilayah Provinsi Sulsel tinggal
4.666.453 hektar atau sekitar 31 % dari luas wilayah Sulawesi, dan sekitar 3 %
dari luas wilayah Indonesia.
Perubahan
luas wilayah tersebut ditandai dengan pemisahan lima kabupaten yang masuk dalam
wilayah Provinsi Sulbar yaitu Kabupaten Majene, Mamasa, Mamuju, Mamuju Utara
dan Polewali Mandar dengan dasar Undang-Undang Nomor 56 Tahun 2004 tanggal 5
Oktober 2004 maka terjadi perubahan luas Sulsel yang berkurang ssekitar
1.678.718 hektar.
LETAK GEOGRAFIS
Dalam peta rupa bumi digambarkan Provinsi
Sulsel terletak Sulsel pada 0o12' LS dan 8o
LU, dan antara 116o48'BB - 122o36'
BT.
BATAS WILAYAH
Wilayah
Propinsi Sulsel berbatasan dengan; Sulawesi Barat di sebelah utara,
Selat Makassar di sebelah barat, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di sebelah
timur, dan Laut Flores di sebelah selatan.
TOPOGRAFI
Sulawesi Selatan memiliki 4 danau yakni Danau
Tempe di Kab. Wajo, Danau Sidenreng di Kabupaten Sidrap, Danau Matana dan
Towoti di Kabupaten Luwu. Adapun jumlah gunung tercatat 7 gunung yang mana
gunung tertinggi adalah Gunung Rantemario dengan ketinggian 3.470 m di atas
permukaan air laut. Gunung ini terletak di daerah perbatasan antara Kabupaten
Luwu dan Enrekang.
Nama Gunung Di Sulawesi Selatan:
No.
|
Nama Gunung
|
Tinggi Gunung
(meter)
|
Lokasi
|
1
|
Gunung
Lompobattang
|
2.871
|
Meliputi
Kab.Gowa,Bantaeng, Sinjai, dan Bulukumba
|
2
|
Gunung
Bukit Rantai Kombala
|
3.103
|
Kabupaten
Luwu
|
3
|
Gunung
Rante Mario
|
3.470
|
Meliputi
Kabupaten Luwu, Enrekang
|
4
|
Gunung
Kambuno
|
2.900
|
Kabupaten
Luwu
|
5
|
Gunung
Balease
|
3.016
|
Kabupaten
Luwu
|
6
|
Gunung
Latimojong
|
3.305
|
Meliputi
Kabupaten Enrekang, Sidrap, Luwu
|
7
|
Gunung
Bawakaraeng
|
2.839
|
Meliputi
Kabupaten Gowa dan Sinjai
|
Sumber:
BPS Sulsel Dalam Angka Tahun 2006
|
Jumlah sungai yang mengaliri wilayah Sulsel
tercatat sekitar 65 aliran sungai, dengan jumlah aliran terbesar di Kabupaten
Luwu, yakni 25 aliran sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Saddang yang
mengalir meliputi Kabupaten tator, Enrekang, Pinrang dan Polewali (Sulawesi Barat)
dengan panjang sungai 150 km.
KONDISI WILAYAH
Dari segi dimensi sumber daya alam, Provinsi
Sulsel terdapat empat kategori, yaitu; Dataran
rendah yang meliputi hampir semua kabupaten kota, Dataran tinggi yang meliputi
Kabupaten Luwu, Tana Toraja, Luwu Utara, Enrekang, Sinjai, Gowa, Bone, dan
sebagian di wilayah Sidrap, Wajo, Pinrang, Maros, Pangkep dan Parepare, Perairan pantai yang meliputi
kabupaten/kota yang terbentang di pesisir pantai timur dan pantai barat, dan Laut dalam yang meliputi Selat Makassar,
Teluk Bone, dan Laut Selayar. Dari luas wilayah, pemanfaatan lahan di Provinsi
Sulsel mencakup kawasan hutan (57,59 %), Sawah (9,01 %), Rawa (01,65 %),
Danau, Tambak (2,84%), Perikanan (1,07%), Perkebunan (9,85%), Lain-lain
(8,74%).
IKLIM DAN CUACA
Berdasarkan pencatatan Stasiun Klimatologi
Kelas I Panakukang Makassar bahwa rata-rata temperatur sepanjang tahun 2005
berkisar 26,5 oC- 27,1 oC, suhu minimum mencapai
22,5 oC - 24,7 oC, dan suhu maksmimun berkisar 30,2
oC - 34,5 oC. Kelembaban nisbi sekitar 66% - 87 % dengan
rata-rata penyinaran matahari antara 45 % - 98 %, dan surah hujan rata-rata
1.000-1.500 mm per tahun.
SOSIAL
BUDAYA SULAWESI SELATAN
Penduduk
Jumlah penduduk sekitar 7.520.204 (sensus
tahun 2006) dengan angka kepadatan penduduk 120 jiwa/km2. Penduduk Sulawesi
selatan terdiri darti penduduk asli dan juga pendatang. Suku-suku yang terdapat
di Sulawesi selatan terdiri dari suku bugis, suku Makassar, suku mandar, suku
toraja dan lain-lain
Agama
Agama
yang dianut masyarakat Sulawesi selatan secara mayoritas adalah islam, kecuali
di kabupaten tana toraja dan sebagian wilayah lainnya beragama Kristen
protestan serta katolik.
Bahasa
Bahasa
sehari-hari masyarakat Sulawesi selatan adalah bahasa Indonesia selaku bahasa
persatuan nasional dan bahasa daerah. Bahasa – bahasa daerah yang ada
disulawesi selatan diantaranya :
-
Bahasa makassar
-
Bahasa bugis
-
Bahasa luwu
-
Bahasa toraja
-
Bahasa mandar
-
Bahasa konjo
Adat
istiadat dan budaya daerah
Kekayaan
adat istiadat dan budaya di provinsi Sulawesi selatan adalah :
-
Rumah adat
Salah satu adat Sulawesi selatan adalah rumah tongkonan yang
merukana rumah adat masyarakat toraja. Rumah adat ini berbentuk panggung yang
terdiri dari tiga ruangan, yaitu ruangan untuk tamu, ruang makan dan ruang
belakang. Didepan rumah dihiasi dengan susunan tanduk-tanduk kerbauyang
digunakan untuk kandang kerbau belang atau tedong bonga. Kerbau jenis ini
merupakan perlambang kekayaan bagi masyarakat toraja.
-
Seni hias
Seni hias masyarakat Sulawesi selatan adalah seni hias
geometris toraja yang bentuk hiasannya berjumlah 90 macam. Seni hias ini
terdapat di dinding rumah adata sebagai ungakapan kata hari pemilknya.
-
Pakaian adat
Pakaian adat untuk pria terdiri dari baju jas, sarung yang disebut tope, bella
atau tutup kepala, gelang naga atau pattonaga dan keris tata roppeng, yakni
keris yang keseluruhannya terbungkus emas. Sedangkan pakaian adat untuk wanita
terdiri dari baju pendek, tope atau sarung berikut rantainya, ikat
pinggangdengan sebilah keris terselip didepan perut. Perhiasan yang dikenakan
adalah anting – anting
-
Alat musik tradisional
Alat music tradisional Sulawesi selatan adalah :
a. Alosu, yakni alat music berupa kotak anyaman daun kelapa
didalam nya terdapat biji-bijian.
b. Keso-keso, yakni alat music tradisional sejenis rebab yang
biasa digunaka masyarkat toraja
c. Anak becing, yakni alat music tradisional berupa dua batang
logam seperti pendayung
d. Basi-basi, yakni alat music tradisional sejenis terompet
dari bamboo yang dipasang rangkap
e. Talindo, alat musik petik tradisional dari toraja
f.
Puwi-puwi, yakni alat musik
tradisional semacam terompet
-
Tari-tarian daerah
-
Tari-tarian daerah sulawes
selatan diantaranya adalah:
a. Tari bissu
b. Tari bosara
c. Tari ganrom buloh
d. Tari kipas
e. Tari pajaga
f.
Tari pujoge
g. Tari rapassak
h. Tari salonreng
-
Lagu daerah
Lagu-lagu masyarakat Sulawesi selatan diantaranya adalah
lagu anging mamiri, ati raja, ma rencong, pakarena dan lainnya.
-
Senjata tradisional
Senjata tradisional rakyat Sulawesi selatan adalah badik.
Snjata tradisionala masyarakat Sulawesi selatan lainnya adalah:
1. Peda, semacam parang
2. Sebel, jenis peda yang lebih panjang ukurannya dan biasa
digunakan untuk berperang
3. Tombak
4. Perisai
-
Makanan khas daerah
Coto
Makassar, nasi likku, palu basa, pallumara,palukonro dan lainnya.
EKONOMI
SULAWESI SELATAN
Perekonomian
suatu daerah bisa di lihat dari potensi- potensi yang ada pada daerah tersebut
seperti dari mata pencahariannya. Potensi daerah Sulawesi Selatan:
1) Potensi
Industri dan Pertambangan
Seperti emas, batu bara, nikel, semen, dan juga industri
pengolahan hasil perikanan.
2) Potensi
Pertanian dan Agro
Seperti cengkeh, coklat, kopi, jambu mete, kapas, karet, kemiri,
lada, dan sebagainya.
3) Potensi
Pariwisata
Seperti
benteng Makassar, makam raja- raja tallo, pulau kayangan, taman purbakala,
leang-leang, tana toraja, dan sebagainya.
Adanya
perguruan tinggi yang ada di Provinsi ini yaitu Universitas Hassanudin
(Unhas) di Makassar, Universitas Negeri
Makssar, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Alauddin Makassar, dan perguruan
tinggi swasta yang lainnya, dimana dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah sekitar. Selain itu juga dapat
mengurangi tingkat pengangguran dengan membuat usah-usaha kecil di sekitar
Perguruan Tinggi Negeri tersebut.
6. GEOGRAFI SULAWESI BARAT
LUAS WILAYAH
Luas wilayah provinsi Sulawesi Barat tercatat
16.937,16 kilometer persegi yang meliputi 5 kabupaten. Kabupaten Mamuju
merupakan kabupaten terluas dengan luas 8.014,06 kilometer persegi atau luas
kabupaten tersebut merupakan 47,32 persen dari seluruh wilayah Sulawesi Barat.
LETAK
GEOGRAFIS
Sulawesi Barat berada pada posisi "Segi
Tiga Emas" antara provinsi Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi
Tengah. Posisi ini dianggap sangat menguntungkan, karena memberi nilai tambah
untuk pengembangan sosial ekonomi kedepan.
Secara Astronomis, wilayah Sulawesi Barat
berada pada koordinat antara 11808'59" - 119055'06
bujur timur serta 0045;59" Lintang Selatan hingga 03034'01"
lintang selatan. Letak provinsi Sulawesi Barat sangat straegis karena berada
antara 0012' - 3038' lintang selatan dan 1180.
BATAS
WILAYAH
Secara Administratif batas wilayah provinsi
Sulawesi Barat adalah : Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Donggala
provinsi Sulawesi Tengah; Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tanah
Toraja dan Kabupaten Pinrang provinsi Sulawesi Selatan; Sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Pinrang provinsi Sulawesi Selatan dan teluk Mandar;
Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar.
TOPOGRAFI
Topografi provinsi Sulawesi Barat adalah
bervariasi dari datar, berbukit sampai bergunung. Wilayah dengan kondisi
topografi yang datar dapat dijumpai di sebagian besar kabupaten Polewali Mandar
dan Mamuju Utara sedangkan Mamuju, Majene dan Mamasa adalah berbukit sampai
bergunung. Jumlah sungai yang mengaliri wilayah Sulawesi barat tercatat sekitar
delapan aliran sungai, dengan jumlah aliran yang terbesar terdapat di kabupaten
Polewali Mandar, yakni lima aliran sungai. Sungai yang terpanjang tercatat ada
dua yakni Sungai Saddang yang mengalir pada wilayah kabupaten Tanah Toraja,
Enrekang, Pinrang (masing-masing berada di wilayah Sulawesi Selatan) dan
Kabupaten Polewali Mandar. Sungai kedua adalah Sungai Karama yang berada di
kabupaten Mamuju. Panjang kedua sungai tersebut masing - masing 150 km.
Di Sulawesi Barat terdapat dua buah gunung
dengan ketinggian diatas 2.500 m. Gunung tertinggi adalah Ganda Dewata dengan
ketinggian 3.074 m dpl, gunung ini berdiri tegak di wilayah kabupaten Mamuju.
Uraian diatas dapat dilihat dalam tabel.
Nama - Nama Gunung Menurut Tinggi dan Lokasi di Sulawesi Barat
Tahun 2005:
No
|
Nama Gunung
|
Tinggi Gunung (M)
|
Lokasi
|
1
|
Paroreang
|
2.619
|
Kabupaten
Polewali Mandar
|
2
|
Ganda
Dewata
|
3.074
|
Kabupaten
Mamuju
|
Sumber :
Kantor Badan Pertanahan Nasional Sulawesi Selatan
Nama - Nama Sungai Utama dan Aliran Sungai di Sulawesi Barat Tahun 2005
No
|
Nama Sungai
|
Panjang Sungai
(Km)
|
Daerah Aliran
Sungai
|
||
Lokasi
|
Ketinggian (m)
|
Kerendahan (m)
|
|||
1
|
Saddang
|
150
|
Tator,
Enrekang, Polewali Mandar.
|
5.000,0
|
250,0
|
2
|
Matakali
|
28
|
Polewali
Mandar
|
149,0
|
108,0
|
3
|
Mambi
|
95
|
Polewali
Mandar
|
270,0
|
121,3
|
4
|
Mandar
|
90
|
Polewali
Mandar
|
821,0
|
42,0
|
5
|
Manyamba
|
28
|
Majene
|
210,0
|
3,0
|
6
|
Malunda
|
38
|
Majene
|
175,0
|
38,2
|
7
|
Kaluku
|
32
|
Mamuju,
Polewali Mandar
|
330,0
|
71,6
|
8
|
Karama
|
150
|
Mamuju
|
5.435,8
|
138,5
|
Sumber
: Sulbar dalam Angka 2005/2006
IKLIM DAN CUACA
Provinsi Sulawesi Barat mempunyai kelembaban
udara yang relatif tinggi, dimana pada tahun 2005 rata-rata berkisar antara 74
% sampai 85 %.
SOSIAL BUDAYA SULAWESI BARAT
Penduduk
Jumlah penduduk sekitar 938.254 dengan angka
kepadatan penduduk 55,8 jiwa/km2
Penduduk
Sulawesi barat terdiri dari penduduk asli dan penduduk pendatang. Suku-suku
yang terdapat di Sulawesi barat terdiri dari suku mandar(49,15 %) suku toraja
(13,95%), suku bugis(10,79%), suku jawa (5,38%) suku Makassar (1,59%) dan
suku-suku lainnya (19,15%)
Agama
Agama
yang di anut masyarakat Sulawesi barat secara mayoritas adalah islam. Komposisi
agama yang dianut masyarakat Sulawesi barat adalah :
-
Agama islam (83,1%)
-
Agama Kristen, baik
protestan maupun katolik (14,36%)
-
Agama hindu (1,88%)
-
Agama budha(0,04%)
-
Agama lainnya (0,62%)
-
Bahasa
Bahasa
sehari-hari masyarakat Sulawesi barat adalah bahasa indonesia selaku bahasa
persatuan nasional dan bahasa daerah. Bahasa-bahasa daerah Sulawesi barat
antara lain :
-
Bahasa mandar
-
Bahasa bugis
-
Bahasa toraja
-
Bahasa Makassar.
EKONOMI SULAWESI BARAT
Perekonomian
suatu daerah bisa di lihat dari potensi- potensi yang ada pada daerah tersebut
seperti dari mata pencahariannya. Potensi daerah Sulawesi Barat :
1) Potensi
Industri dan Pertambangan
Seperti emas, batu bara, minyak bumi, dan sebagainya.
2) Potensi
Pertanian dan Agro
Seperti cengkeh, kakao, kelapa, kopi, dan sebagainya.
3) Potensi
Pariwisata
Seperti
wisata pantai dan laut.
SUMBER :
Komandoko,
Gamal. 2008. Buku Serba Tahu. Pustaka Widyatama. Jakarta.
http://www.gorontalo-info.20megsfree.com/asb.html
.